Selasa, 27 September 2011

LEPROSY / KUSTA / LEPRA

Leprosy atau yang kita lebih kenal dengan sebutan Kusta / Lepra adalah merupakan sebuah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, asam-cepat, basil berbentuk batang. Penyakit ini terutama mempengaruhi kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas dan juga mata, selain dari beberapa struktur lain.

Ada banyak jenis Leprosy / Kusta tetapi ada gejala umum. Ini termasuk hidung berair, kulit kepala kering, masalah mata, dan kelemahan otot.

Prnyebab Leprosy / Kusta antara lain adalah Mycobacterium leprae, genetic, factor resiko.

Selama ini yang diyakini sebagai sumber utama penularan penyakit Kusta adalah manusia. Bakteri Leprosy / Kusta banyak bersarang pada kulit dan mukosa hidung manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2 – 5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Belum diketahui secara pasti bagaimana cara penularan kuman kusta. Namun secara teoritis dikrtahui bahwa seseorang terinfeksi kuman kusta karena pernah melakukan kontak langsung dalam jangka yang sangat lama dengan orang terkena kusta yang belum minum obat. Adapun caar masuk kuman kusta kepada orang lain diperkirakan melalui saluran pernafasan bagian atas.

Tanda-tanda kemungkinan terkena Leprosy / Kusta antara lain dapat dilihat pada kulit yaitu kelainan pada kulit berupa bercak kemerahan, keputihan atau benjolan, kulit mengkilap, bercak yangtidak gatal, adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat dan tidak berambut, lepuh dan tidak nyeri. Serta dapat dilihat pada syaraf yaitu rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka, gangguan kurak pada anggota badan bagian muka, adanya kecacatan pada bagian tubuh, terdapat luka tapi tidak merasakan sakit.

Senin, 26 September 2011

Tularemia

Tularemia ( demam kelinci / demam rusa terbang / demam ohara.) adalah sebuah penyakit infeksi yang serius yang disebabkan oleh Bakteri Francisella Tularensis. Penyakit ini dapat menyebar melalui kutu, lalat rusa serta arthropoda lainya. Bakteri ini awalnya di sosialisasikan oleh Gw Mc Coy dari pelayanan kesehtan publik US, dan wabah ini dilaporkan pada tahun 1912.

Para ilmuan menyebutkan bahwa Tularemia bisa berbahaya bagi manusia. Manusia dapat terkena jika melakukan kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi. Penyakit ini dapat meyerang seperti seorang pemburu, koki dan pekerja pertanian.

Masa inkubasi Tularemia antara 1 sampai 14 hari. Kebanyakan infeksi pada manusia menjadi jelas setelah 3 sampai 5 hari. Tanda – tanda klinis nya adalah demam, alergi, anoreksia dan septikema dan bahkan kematian.

Obat untuk Tularemia adalah Streptomisin, Tularemia juga dapat diobati dengan Gentamisin selama sepuluh hari, Tetrasiklin kelas obat-obatan seperti doksisiklin sela 2 – 3 minggu, Koramfenikol atau Fluroquinolones.

CPNS <a href="http://toko-alkes.com">kesehatan</a> DOKTER , PERAWAT , TENAGA SANITARIAN 2011

Pemerintah belum lama ini menetapkan moratorium CPNS yang dimulai mulai tanggal 1 September 2011 sampai dengan bulan Desember 2012. hal ini tentunya menyebabkan para calon pendaftar sangat merasa kecewa.

namun moratorium 2011 ini terkecuali bagi tenaga didik seperti tenaga guru, tenaga kesehatan seperti dokter dan tenaga sipir.

kusus di lingkungan kementrian kesehatan nampaknya tahun 2011 ini masih membuka peluang bagi kita untuk melamar sebagai cpns untuk formasi Tenaga Pendidik (Dosen) pada Politeknik kesehatan, Tenaga Dokter dan Perawat pada Rumah Sakit, Tenaga Sanitarian pada Kantor kesehatan Pelabuhan.

rencana penerimaan tersebut di mungkinkan akan dilaksanakan antara bulan oktober-nopember dan desember 2011.

maka dari itu persiapkan dari sekarang untuk mempersiapkan berkas-berkas dan perlengkapan lainya untuk keperluan pendaftaran CPNS di kementrian kesehatan jika nanti sudah mulai di buka.

Kamis, 01 September 2011

Endometriosis

apa Endometriosis itu ?

Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tentang penyakit Endometriosis. Endometriosis adalah kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta ).



Etiologi Endometriosis



Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:

· Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )

· Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (7 hari)

· Spotting sebelum menstruasi

· Peningkatan jumlah estrogen dalam darah

· Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.

· Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis

· Terpapar Toksin dari lingkungan

Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)



Manifestasi Klinis Endometriosis



Tanda dan gejala endometriosis antara lain :

1. Nyeri :

o Dismenore sekunder

o Dismenore primer yang buruk

o Dispareunia

o Nyeri ovulasi

o Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.

o Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual

o Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter.



2. Perdarahan abnormal

o Hipermenorea

o Menoragia

o Spotting belum menstruasi

o Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi



3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil

o Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar

o Darah pada feces

o Diare, konstipasi dan kolik

(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica : Jakarta)





Patofisiologi Endometriosis

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.



Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.



Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.

Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.



Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.



Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.



Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.

Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.
Copyright 2011
Perawatan Wajah Alami

Powered by
Free Blogger Templates